Mempersiapkan Institusi Dakwah Kantor

[dropcap]P[/dropcap]ada majalah Oase edisi ke-3,  telah dijelaskan secara gambang tentang Account Dakwah Perusahaan sebagai bagian dari big picture dakwah kantor. Di edisi ke-4 ini akan ditambahkan beberapa persyaratan lainnya. Poin selanjutnya adalah mempersiapkan Institusi Dakwah Perusahaan (IDP).

Institusi inilah yang akan menjadi media untuk menggerakkan dakwah di sebuah perusahaan. Di dalam institusi ini semua program terbaik akan dikaji dan diselami untuk selanjutnya diimplementasikan dengan penyesuaian terhadap kondisi yang ada.

Institusi dakwah juga harus membangun kesepahaman dengan stake holder lainnya dari perusahaan tersebut, termasuk di dalamnya dengan Divisi Human Capital yang mengelola manusia di dalam perusahaan. Karena pada hakikatnya antara perusahaan dan institusi dakwah ini saling membutuhkan dan memiliki peran yang saling melengkapi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh “core business” ke duanya yang sama, yaitu pembangunan SDM yang berkualitas.

dakwah-kantor-th01-4Jika sinergi ini dapat diciptakan dengan harmonis, maka dakwah di perkantoran akan berkembang lebih efektif dan perusahaan mendapatkan manfaat yang besar dengan pembangunan value yang baik yang berlaku di tengah karyawannya.

Untuk memperkuat eksistensinya dan mendapatkan pengakuan dari perusahaan sebagai partner dalam pembentukan value karyawan, maka Institusi dakwah ini harus dijalankan dengan profesional. Idealnya institusi tersebut harus berbadan hukum, minimal berbentuk yayasan pengembangan human capital.

Institusi ini seharusnya dikelola dengan managemen modern, di mana terdapat target yang jelas dan terukur tingkat keberhasilannya. Salah satu caranya adalah dengan menetapkan Key Performance Indicator (KPI) yang jelas pada setiap bidangnya, sehingga secara periodik dapat diberikan evaluasi atas kinerja bidang-bidang tersebut.

Grand Strategy

Menciptakan ADP yang merupakan subyek dakwah dan mengelola IDP yang merupakan sarana dakwah perlu ditunjang dengan perencanaan yang matang dalam sebuah grand strategy yang memiliki over view jangka panjang.

Dakwah dalam jangka panjang harus diarahkan kepada dua hal, yaitu “mobilitas vertikal” dan “mobilitas horizontal”.

Dakwah dengan mobilitas vertikal adalah program dakwah yang diarahkan kepada kalangan struktural atau pengambil kebijakan di sebuah perusahaan. Segmen ini sangat penting untuk “diwarnai” mengingat di level inilah kebijakan-kebijakan perusahaan dihasilkan. Jika dakwah dapat masuk dengan baik, maka Insya Allah kebijakan yang dihasilkan akan konstruktif  terhadap keberadaan dakwah itu sendiri.

Pendekatannya dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan membuat program da’wah khusus untuk struktur yang sudah ada dan dengan model  yang sesuai dengan karakternya.  Kedua, dengan menyiapkan para ADP potensial untuk menduduki jabatan-jabatan struktural yang strategis. Kedua pendekatan ini sebaiknya dilakukan secara paralel.

Tantangan pelaksanaan dakwah di lingkungan struktural, adalah kecerdasan mencari metode dakwah yang tepat dan mengena sesuai dengan karakter psikologis para pejabat tersebut. Para aktivis dakwah mengerti bahwa secara psikologis para pejabat ini menyukai penyelenggaraan yang lebih eksklusif.

dakwah-kantor-th01-4 -1Sedangkan tantangan dalam penyiapan ADP dalam menempati pos-pos struktural adalah  pengkondisian terhadap medan adu prestasi yang fair. Institusi dakwah seharusnya bisa mendorong tumbuhnya medan yang fair ini, dan para ADP dapat turut aktif berkompetisi di dalamnya dengan optimal. Dengan demikian dapat  diperoleh SDM yang memang benar-benar cakap dan ideal sesuai dengan bidangnya.

Dakwah dengan mobilitas horizontal menekankan adanya penyebaran da’wah secara massive ke semua kalangan non struktural. Hal ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan agar kebijakan islami dapat diterima dengan baik oleh seluruh kalangan. Akan menjadi kontra produktif jika kebijakan yang baik ternyata tidak siap dilaksanakan oleh masyarakat kantor pada umumnya karena tidak memahami kebijakan tersebut dengan baik. Karakter dakwah di segmen ini adalah massive, penyebaran nilai-nilai Islam secara massal baik dalam bentuk kajian Ilmiah, kajian umum, khutbah Jum’at maupun kajian kitab secara berkelanjutan yang dapat diikuti oleh semua kalangan seluas-luasnya. Tentunya dengan tema dan topik bahasan yang disesuaikan dengan level pemahaman masyarakat perkantoran tersebut.

Dengan pendekatan strategi mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal ini, diharapkan dakwah pada institusi perusahaan ini dapat berhasil dengan baik sesuai dengan planning dakwah jangka panjang yaitu sebagai bagian dari proses pembangunan sebuah bangunan besar peradaban Islam yang dicita-citakan.

About Fathoni

M Fathoni Yasin, Sekjen Majelis Ta'lim Telkomsel dan juga aktif sebagai penulis pada salah satu rubrik di Majalah Oase

Leave a Reply