Indahnya Ibadah bersama Rasulullah

Secara umum ibadah dapat dibagi dalam 2 macam, yaitu :
1. Ibadah formal (maqhdoh/ritual/resmi)
Ketika Allah menetapkan sebuah ibadah formal/ritual, prinsip yang harus dipahami adalah bahwa yang namanya ritual lebih merupakan sebuah upacara/formalitas/birokrasi yang terkadang tidak dijelaskan apa, kenapa dan bagaimana harus seperti itu. Oleh karena itulah kenapa Allah SWT menurunkan seorang nabi untuk memberikan contoh sebuah ibadah formal, baik dalam hal gerakan, perbuatan ataupun teknik-teknik yang lain, yang bisa langsung ditiru begitu saja tanpa harus diungkapkan alasan-alasannya. Sebagaimana Rosulullah menyebutkan “Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat”. Jadi, yang menjadi panutan dalam sebuah ibadah formal adalah seorang manusia, yaitu tidak lain adalah Rasulullah.

Jikalau terdapat orang yang bertanya kenapa sholat musti gerakan-nya seperti rukuk sujud dan lain sebagainya, berarti orang tersebut sebenarnya tidak mempunyai iman kepada Rosul, karena dia menggunakan akal atau logika dalam kaitan-nya ibadah ritual. Boleh saja dalam ibadah menggunakan logika atau akal, selama bukan untuk ibadah ritual.

Ibadah ritual tidak menggunakan metodologi akal atau analisa, namun menggunakan metodologi apa yang dilihat dan apa yang dilakukan oleh Rosulullah. Maka dalam sholat tidak pernah Rosulullah menjelaskan hubungan/kaitan sholat dengan kesehatan. Jikalau ternyata ada hubungan-nya, pasti ada ayat yg menjelaskan hal tersebut. Bahwa tujuan sholat pada dasarnya bukan untuk kesehatan, namun tidak lain adalah untuk menjalankan perintah Allah SWT, dan bukti bahwa hamba tersebut bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Ibadah non formal (umum/muamalah/sosial)
Ibadah ini menggunakan logika, akal, nalar serta alasan. Prinsipnya adalah Allah SWT menciptakan alam untuk manusia, silahkan dieksplorasi manfaatnya untuk kepentingan dunia maupun akhirat, asalkan jangan melanggar apa yang sudah Allah SWT tentukan. Prinsip ibadah muamalah adalah jika apa yang  bermanfaat silahkan dikerjakan tanpa harus ada contohnya, asalkan bermanfaat buat diri sendiri atau bermanfaat buat orang lain, asal tidak melanggar ketentuan Allah SWT.

Ibadah sholat di jaman Rosulullah tidak ada yang meributkan perihal tata cara sholat, yang diributkan bukanlah gerakan sholat,namun apakah ibadah tersebut mempunyai pengaruh dalam kehidupan sehari-hari yang bermafaat bagi dirinya maupun untuk orang lain.

Sholat bisa jadi merupakan sebuah hiburan bagi Rasulullah. Jika Rasulullah lagi gundah ataupun teringat-ingat terhadap sebuah kenangan maka beliau memanggil Bilal untuk adzan dan kemudian sholat berjamaah. Dan dalam sholat-nya Rasulullah terkadang menangis. Tangisan tersebut adalah karena mengerti, faham dan menghayati arti ayat-ayat yang dibacakan. Sehingga kenikmatan ibadah tidak lain adalah inti dari sebuah sholat.

Kekhusyukan dalam ibadah sebenarnya adalah sadar apa yang sedang dikerjakannya. Orang yg paling khusyuk adalah Rasulullah. Rasulullah ketika sedang sholat, sadar dan mengetahui kondisi sekelilingnya. Ketika beliau sedang sholat berjamaah, terdengar suara tangisan bayi, maka beliau mempercepat sholat-nya. Termasuk ketika ada orang yg lewat, dicegahlah orang tersebut agar tidak lewat depan sholat-nya beliau. Sholat pada dasarnya memahami apa yang sedang dikerjakan, baik lisannya maupun gerakannya.

[spoiler effect=”slide” show=”Tanya Jawab” hide=”Tutup – Tanya Jawab”]
T :Bagaimana menyikapi maraknya pemberitaan manfaat sholat untuk kesehatan
J :Tidak salah jika seseorang sholat kemudian merasakan manfaat duniawinya. Dengan niatnya yang tulus ketika sholat, yang kemudian muncul efek-nya maka hal yang demikian tidaklah menjadi masalah. Namun jika ada pernyataan kalau ingin sehat maka sholatlah, maka hal tersebut belum tentu. Sebab orang sakit-pun diperbolehkan sholat dengan tidak dengan sempurna. Bisa dengan duduk ataupun tiduran.

T :Bagaimanakah permintaan Rosul kepada bilal untuk adzan yang dikaitkan dengan sholat ?
J :Panggilan Rasullah kepada Bilal untuk adzan ialah ketika Rosulullah ingin mendapatkan kenikmatan dalam sholat, yang kemudian setelah adzan Rosulullah melakukan sholat berjamaah.

T :Bagaimana batasan menangis di dalam sholat ?
J :Rasulullah menangis ketika sholat ialah karena beliau paham mengerti arti dari ayat yang dibacakan. Sehingga menangis dalam sholat diperbolehkan hanya saja jangan sampai berlebihan yang kemudian bisa membatalkan sholat. Karena didalam sholat tidak diperbolehkan berkata-kata diluar bacaan sholat.

T :Bagaimana cara/tahapan pembelajaran dalam Islam ?
J :Bahwasannya apa yang sudah diajarkan di sekolah terhadap ajaran agama sudahlah benar. Namun peningkatan pembelajaran yang lebih dalam lagi bisa dilakukan dengan melakukan perbandingan antar mahzab, sehingga akan muncul kondisi yang semakin akrab antara pengikut mahzab dengan satu dengan yang lain.[/spoiler]

Sumber: http://kajiankantor.com

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Related posts

1 comments

———–
♥♥ ♥♥
(¯`v´¯)
`·.¸.·´
¸.·´… ¸.·´¨) ¸.·*¨)
(¸.·´ (¸.·´ .·´ ¸¸.·¨¯`·.♥
♥♥♥|جزاك اللهُ خير♥♥♥
⌣˚Ʈ♓ªƞƘ ♧ ƔoƱ˚⌣ ya Semoga اللّــهِ membalasmu didalam kebaikan

Leave a Reply