Tegar di Atas Sunnah Nabi

Seseorang yang ingin meniti jalan Shiratal Mustaqim (jalan yang lurus) tentu akan menghadapi halangan di dalamnya,  berupa cobaan dan ujian dari Allah SWT, agar dapat dilihat siapa yang tetap istiqomah di atas jalan yang lurus dan siapa yang terjatuh dan menyimpang dari jalan tersebut, memang tidak mudah, banyak sekali rintangan yang dihadapi.  Untuk mengetahui sejauh mana kita berjalan di atas sunah nabi, kalai ini kita akan bahas mengenai tegar diatas sunah nabi yang diibaratkan bagai mengenggam bara api, yang diambil dari berbagai sumber (Red)

Allah SWT berfirman :
“Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya; “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” [QS. Al-Baqarah: 214]

Tegar di Atas Sunnah Nabi

Hidup di atas sunah Nabi membuat hidup kita menjadi tentram

Dan di antara “batu sandungan” yang terletak di tengah jalan bagi seorang mukmin adalah cemoohan dari mulut orang-orang jahat dengan memberikan gelar-gelar buruk kepadanya, hanya karena dia berpegang teguh kepada agamanya.
Bagi orang yang meniti jalan yang lurus ini, maka tidaklah pantas baginya terpengaruh oleh cemoohan dari orang-orang jahat tersebut. Namun hendaklah dia tetap bersabar dari gangguan manusia, karena bersabar adalah di antara sifat-sifat seorang mukmin.

Allah SWT berfirman tentang sifat seorang mukmin :

“(Mereka) mengerjakan amal shalih dan saling nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” [QS. Al-Ashr: 3]

Dan inilah yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para Shahabatnya dahulu, dimana mereka berkata kapada kaumnya ketika mereka diganggu.

“Dan kami akan sungguh-sungguh bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami.” [QS. Ibrahim: 12]

Wajib baginya mengingat kembali apa-apa yang dialami oleh Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam beserta para Shahabatnya berupa gangguan dari kaumnya, baik berupa lisan  maupun pedang.

Dan hendaklah diketahui bahwasanya mereka tidaklah menginginkan sesuatu dari orang yang teguh kepada agamanya melainkan hanya karena hasad pada hati mereka, atau karena mereka telah mendapatkan manfaat dalam mengejar kecintaannya terhadap dunia.

Dan hendaklah dia tetap mengingat firman Allah SWT
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” [QS. Al-An’am: 116]

Oleh karena itu sekeras apapun ujian dan makian orang terhadap kita yang menjalankan kehidupan dalam sunah Nabi maka kita harus percaya bahwa apa yang kita lakukan adalah semata-mata karena Allah SWT, niscaya kita menjadi hamba yang mensyukuri nikmat hidup. Wallahu A’lam, semoga bermanfaat.

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply