Potret Generasi Pertama Dalam Islam

Ustad Aseb Sobari

Dalam tausiah yang dibawakan Asep Sobari mengambil tema  mengenai potret generasi pertama dalam Islam, Semenjak melesatnya bara api pertama dari cahaya kenabian pada tahun 13 sebelum Hijrah, dan semenjak memancarnya revolusi Islam dengan hidayah Rasululloh SAW, kehidupan alam menjadi muda kembali. Dan semenjak terbitnya cahaya Quran dan kenabian pada alam tersibaklah segala macam kedzoliman jahiliyah dan kesesatan, menerangi manusia jalan  kebenaran, keadilan, kebaikan dan kedamaian.

Merupakan suatu keharusan ketika mengggambarkan taraf kehinaan yang telah dicapai Umat Islam hari ini untuk mengetahui musibah awal dan semua penyebabnya, yaitu  lenyapnya hukum Allah yang lengkap dan universal dari kehidupan umat dan menggantintya dengan hukum jahiliyah produk sesat manusia yang Allah tidak memberikan kekuatan atasnya. Inilah musibah dan bencana yang menjadikan umat dalam kemusnahan, kelemahan, dan kehinaan persis dengan perkataan Umar RA

Potret Generasi Pertama Dalam Islam

Generasi pertama membentuk Islam yang lebih baik

Artinya : “Kita adalah umat yang telah dimuliakan Allah dengan Islam dan jika kita mencari izzah denga selain Islam maka kita akan terhina.”

Hari ini negara negara yang mayoritas penduduknya Islam mempunyai  pandangan dan kiblat yang berbeda beda , yang satu kebarat dan yang satu ketimur,yang lain kapitalisme dan yang lain lagi sosialisme. Semua ini telah menyebabkan umat ini tak terdengar suaranya, menjadi hidangan yang diperebutkan, Barat dan Timur menguasai perekonomian Umat Islam dan menghisap darahnya hingga akhirnya umat hanya menjadi parasit  hidup  dalam ketertgantungan hingga mudah dipermainkan, dipecah dan di porak porandakan.

Bahkan dalam sebuah negara terdapat banyak golongan  yang tak bisa bersatu sebagaimana dijelaskan oleh Abdul Qodir Audah, “Sesungguhnya para hukama, zuama dan ahli pikir kita . mereka tidak bersatu dan bersaudara sebagaimana digariskan oleh Islam, akan tetapi terdiri dari banyak kelompok dan golongan, mereka hidup berpecah belah dan saling bersekongkol satu sama lainnya masing masing ingin menghancurkan saudaranya untuk meraih tempat yang lebih tinggi atau mendapatkan kesempatan yang lebih menguntungkan, mereka pelihara semua itu yang sudah jelas Islam menginngkarinya dan mereka membiasakannya hingga mereka robek kepribadian, mereka putuskan tali persaudaraan, mereka hancurkan diri mereka sendiri dan mereka wariskan keadaan yang paling parah kepada generasi  penerusnya

Adakah negara Islam hari ini ? Sebuah pertanyaan yang memerlukan uraian yang panjang. Biarlah semua itu dikaji dalam ruang yang memadahi oleh para ahlinya, dan disini dalam ruang yang serba terbatas ini cukup untuk menengok masalah yang sangat esensial dalam kehidupan ini, dimana ketidak tahuan akan hal tersebut akan berakibat sangat fatal. Bahwa Allah menciptakan manusia ini tanpa sia sia dan telah diberikan syareat yang wajib dilaksanakan dalam kehidupannya, dan kelak semua ini akan dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan oleh setiap individu. Adalah suatu kepastian bahwa tak mungkin untuk bisa melaksanakan syareat secara sempurna kecuali dengan langkah yang telah dicontohkan oleh qoidul ummah Rasululloh SAW yaitu dengan mendirikan daulah Islamiyah di Madinah agar semua tuntutan syareat bisa terlaksana secara sempurna, oleh karena itu adanya negara Islam yang semua peraturannya berdasarka Al Quran dan AsSunnah adalah merupakan kewajiban dimana tidak terpenuhinya suatu kewajiban kecuali dengan adanya sesuatu maka sesuatu itu juga menjadi wajib hukumnya.

Diantara hadis hadis Rasululloh yang menerangkan masalah ini

“Dari Anas bin Malik ra ia berkata : bersabda rasulullah Saw : “Dengarkanlah dan tatatilah, walaupun yang memimpin kamu adalah hamba sahaya hitam yang kepalanya seperti zabib (anggur kering).”

Dan dari Abu Hurairoh ra dari rasulullah Saw beliau bersabda : “Barang siapa yang mentaatiku maka ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang bermaksiat kepadaku maka ia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barang siapa yang mentaati Amir-ku maka ia telah mentaatiku dan barang siapa yang bermaksiat kepada amir-ku maka ia telah bermaksiat kepadaku.”

Dan darinya dari nabi Saw beliau bersabda : ” Barang siapa yang keluar dari ketaatan dan meninggalkan jamaah, kemudian ia mati, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.”

Berjalanlah dimuka bumi dan lihatlah bagaimana akibat orang orang yang mendustakan Allah. Ikutilah yang Allah peritahkan dan tinggalkan segala yang Allah larang, maka akan membawa kita kepada generasi yang lebih baik. Wallahu a’lam, semoga bermanfaat

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply