Nabi Belajar di Perkampungan Bani Sa’ad

rumahnabi1b

Kajian Dzuhur majelis Ta’lim Telkomsel

oleh: Ustad Herfi Ghulam Faizi, Lc.

Masjid Tarqiyah Taqwa

Telkomsel Smart Office Head Quarter, 28 November 2016

Penulis: Ade Damanik

Foto Ilustrator: google.com

 

Ketika anak-anak Nabi Muhammad SAW menghabiskan masa kecilnya dan belajar di perkampungan Bani Sa’ad.

Ibnu ishaq menyampaikan tetang kisah perjalanan Rasulullah ketika dilahirkan di Mekah oleh ibunya bernama Aminah binti Wahab. Setelah Rasulullah SAW. lahir kakeknya yang bernama Abd’l Muttalib sangat senang dan gembira sekali. Ketika lahir Rasulullah kemudian disusui oleh seorang budaknya Abu Lahab yang bernama Tsuwaibah (Beliau menyusui Rasulullah SAW. beberapa hari saja).

Tsuwaibah berlari membawa kabar bahagia ini kepada majikannya yaitu Abu Lahab. Mendengar kelahiran keponakannya (anak dari saudaranya Abdullah) Abu Lahab kegirangan, dan untuk merayakan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW. Abu Lahab memerdekakan budaknya (Tsuwaibah).

Rasa bahagian Abu Lahab atas kelahiran Rasulullah SAW. ini menjadi penyebab sedikit diringankan siksanya di neraka oleh Allah SWT. Ketika itu Abas bin Abdul Mutholib bermimpi bertemu Abu Lahab yang telah wafat, dan Abas bertanya tentang keadaannya, lalu Abu Lahab menjawab: bahwa dirinya terus disiksa di kubur, tapi untuk hari senin siksanya diringankan disebabkan dia sewaktu hidup pernah memerdekakan budak karena bahagia waktu Nabi Muhammad SAW. lahir.

Kemudian, sebagaimana adat kaum Quraisy Makkah dulu, jika lahir seorang bayi maka mereka mencarikan ibu susu yang tinggalnya di pedesaan untuk disusui dan dipelihara di sana. Datanglah wanita-wanita dari Bani Sa’ad untuk mencari anak-anak susu. Satu dari mereka adalah Halimah yang datang bersama suaminya al-Harits dan putranya yang kecil, Abdullah ibnu al-Harits. Halimah menaiki keledai yang kecil dan suaminya menaiki unta tua yang kering susunya. Tujuan mereka adalah mencari anak yang bisa disusui. Ketika mereka datang, keadaan di kampung mereka sedang masa paceklik. Sepanjang malam Halimah, suami dan anaknya tidak pernah tidur karena harus meninabobokan bayi mereka yang terus-menerus menangis karena kelaparan (air susu Halimah sangat sedikit).

Kemudian tibalah mereka di Mekah dan langsung mencari bayi-bayi yang bisa ia susui. Setiap wanita dari rombongan mereka yang ditawari Rasulullah SAW. pasti menolaknya karena Rasulullah adalah anak Yatim (yang otomatis tidak memiliki uang untuk membayar imbalah yang besar).

Karena tidak tega melihat tiada satupun yang berkenan menyusui Rasulullah SAW., Halimah merasa kasihan dan sepakat dengan suaminya bahwa mereka akan menyusui dan merawat Rasulullah.

Tatkala menggendong Rasulullah seakan-akan Halimah tidak merasa repot. Halimah mencoba menyusui Rasulullah dan tiba-tiba saja air susunya berlimpah hingga cukup juga menyusuai anak kandungnya sampai kenyang bayi-bayi itupun tertidur pulas. Suaminya mengahampiri untanya yang sudah tua. Ternyata air susunya menjadi penuh. Maka mereka memerahnya dan meminumnya hingga semuanya menjadi kenyang.

Halimah dan suaminya membawa Rasulullah ke perkampungan Bani Sa’ad, mereka tertinggal jauh dari rombongan. Namun, ketika sampai di perkampungan Bani Sa’ad malah mereka yang sampai duluan.

Sesampainya di rumah mereka di daerah Bani Sa’ad, tanah miliknya menjadi lebih subur saat itu. Domba-domba mereka menyambut kedatangan mereka dalam keadaan kenyang dan air susunya penuh berisi. Sementara air susu hewan tetangganya sama sekali tidak mengeluarkan air susu walau setetes pun dan kelenjar susunya juga kering. Halimah senantiasa mendapatkan tambahan barakah dan kebaikan dari Allah selama dua tahun menyusui Rasulullah SAW.

Setelah Rasulullah SAW berumur 2 tahun, Halimah menyapih Rasulullah SAW. dan membawanya kepada ibunya (Aminah), meskipun sebenarnya Halimah masih berharap agar Rasulullah tetap berada di tengah-tengah mereka.

Kemudian Halimah menyampaikan niat ini kepada Aminah, “Sudikah engkau membiarkan anak kami ini (Rasulullah SAW.) tetap bersama kami hingga menjadi besar. Sebab aku khawatir dia terserang penyakit yang biasa menjalar di Makkah.” Kemudian Aminah pun mengizinkannya dan Rasulullah kembali tinggal di Bani Sa’ad.

Tidak berapa lama kemudian terjadilah peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW.  Imam Muslim meriwayatkan dari Anas yang bercerita, bahwa :

Rasulullah SAW didatangi Jibril, yang saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya. Jibril memegang beliau dan menelentangkannya, lalu membelah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata, “Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.”

Lalu Jibril mencucinya di sebuah bejana dari emas, dengan menggunakan air Zamzam, kemudian menata dan memasukkannya ke tempatnya semula. Anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susunya dan berkata, “Muhammad telah dibunuh!” Mereka pun menemui beliau yang datang dengan wajah pucat. (HR. Muslim)

Karena peristiwa ini, Halimah takut dan mengembalikan Rasulullah kepada ibunya (yang pada saat itu berusia 5 tahun).

Aku yang paling fasih diantara kamu sekalian. Aku dari Quraisy tapi diasuh ditengah-tengah keluarga Sa’ad bin Bakar.”

Selama 5 tahun Rasulullah SAW. berada disana, belajar beberapa pelajaran yg sangat berharga.

Ketika Rasulullah ditanya oleh Abu Bakar,

“Ya Rasulullah aku tidak pernah melihat orang yang lebih fasih daripadamu.” Kemudian Rasulullah menjawab,” Aku adalah orang yang paling fasih diantara kamu sekalian. Aku berasal dari Quraisy tapi diasuh ditengah-tengah keluarga Sa’ad bin Bakar (Bani Sa’ad adalah suku paling fasih di Arab pada saat itu). Inlah ibrah dibalik pengasuhan Nabi Muhammad di daerah pedalaman.

Fasih disini maksudnya adalah sampai pada tingkatan mampu berbicara pada lawan bicara yang tingkatan pengetahuannya berbeda-beda. Mulai dari yang cerdas sampai yang kekurangan akal, jika Rasulullah SAW. berbica kepada mereka pasti lawan bicaranya mampu memahami mengerti perkataan beliau dengan baik. Dengan kecerdasannya, Rasulullah mampu menyampaikan sesuatu yang berat dan panjang dengan kalimat yang singkat/ringkas tetapi maknanya luas dan orang yang mendengar pasti akan mengerti.Sehingga dengan kecerdasan bahasa inilah yang menjadikan Rasulullah memiliki tutur kata yang bagus dan fasih juga menunjang keberhasilan dakwah Rasulullah SAW.

Ini adalah sebuah pelajaran yang amat mahal bagi kita bahwa 5 tahun pertama merupakan periode 5 tahun pertama dalam kehidupan manusia dipercaya merupakan masa amat berharga untuk melejitkan potensi dirinya. Baik potensi kecerdasan otak meupun kecerdasan emosi. Maha besar Allah yang mendesain dan menempatkan Nabi Muhammad SAW. untuk menjalani kehidupan masa kecilnya di Bani Sa’ad.

Itu juga yang dilakukan oleh ibunya imam Syafii. Beliau lahir di gaza lalu ibunya membawanya ke Madinah dengan tujuan agar dididik dengan orang yang berbahasa fasih yaitu Imam Malik yang menjadi gurunya.

Leave a Reply