MTT Berdayakan Perajin Tenun di Pulau Alor

 

ALOR— Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT) bekerjasama dengan Yayasan Insan Bina Mandiri memberikan bantuan kewirausahaan untuk perajin Tenun di Kelurahan Moru, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor,  Nusa Tenggara Timur. Di kampung yang dihuni 1.879 jiwa ini, 17 % di antaranya penduduk muslim yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan nelayan.

Bantuan kewirausahaan yang diberikan berupa pengadaan mesin tenun, display, kios, dan biaya operasional selama setahun sekaligus pelatihan dan pendampingan secara berkala untuk 15 perajin tenun. Setiap pekannya para perajin berkumpul di Sentra Tenun.In yang menjadi lokasi pelatihan sekaligus tempat penjualan.

Dalam proses pembuatannya, satu orang penenun dapat membuat satu selendang tenun dalam waktu 1 minggu, sedangkan sarung tenun ikat atau songket dapat dikerjakan dalam waktu sebulan. Dengan jumlah 15 orang penenun, Sentra Tenun.In dapat menghasilkan 15 selendang dalam satu minggu dan 15 sarung dalam satu bulan.

Sebelum hadir Sentra Tenun.In, penenun Alor biasanya menjual hasil tenun ke pasar setiap hari Rabu dan Sabtu. Kini, masyarakat Kabupaten Alor bisa datang langsung membeli atau memesan tenun ke sentra Tenun.In yang berlokasi di Kampung Moru. Satu songket jenis selendang tenun dihargai Rp.100.000 dan Satu sarung dijual seharga Rp.800.000 – Rp.1.000.000. Harga tersebut berdasarkan jumlah warna dan motif yang digunakan.

Sementara itu, para perajin tenun berkumpul setiap hari Kamis di sentra Tenun.In untuk membuat tenun bersama yang didampingi oleh Ibu Rahimah sebagai Ketua Kelompok Sentra Tenun.In. Sedangkan pengawasan produk tenun dilakukan oleh Yayasan Insan Bumi Mandiri. Tidak hanya membuat tenun, setiap hari Kamis para penenun juga mengatur strategi penjualan, meningkatkan kemampuan tenun, pelatihan tenun, dan pengembangan kreasi motif yang juga dipimpin langsung oleh Ibu Rahimah.

Para penenun di Sanggar Tenun.In merupakan Ibu-Ibu anggota majelis ta’lim yang rutin diadakan setiap hari Minggu dipimpin Ibu Rahimah. Sehingga pendampingan rohani pun dilaksanakan setiap pekannya seperti belajar mengaji mulai dari Iqra’ hingga Al-Qur’an, dan kajian-kajian keislaman yang diisi kajian dari Ustadz Usman Relawan Yayasan Insan Bumi Mandiri ataupun mendatangkan ustadz setempat.

Disisi lain, Ibu Rahimah sebagai ketua kelompok tenun, selalu menyampaikan kepada penenun untuk tidak pernah menolak pesanan dan selalu menerima pesanan meskipun dalam jumlah banyak sekalipun. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Alor untuk memesan kain tenun di Sentra Tenun.In.

Permintaan tenun pun cukup tinggi terlebih dengan diberlaukannya kebijakan pemerintah daerah setempat yang mewajibkan penggunaan pakaian tenun setiap hari Kamis bagi pegawai pemerintahan dan guru.

Ketua Departemen UPZ MTT, Novi Faldian mengatakan,  “Gagasan program ini muncul untuk kemandirian perajin tenun di Alor sekaligus untuk meneguhkan aqidah Islam para perajin yang tinggal dilingkungan minoritas. Kemandirian ini Insyaa Allah akan memantapkan keyakinan Islam terutama dengan program pendampingan keagamaan dan kewirausahaan. Para karyawan Telkomsel juga bisa berkontribusi dengan memesan produk tenun unggulan dari Alor ini,” tutur Novi saat dihubungi penulis Rabu, (30/1/2019). (Redaksi)

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply