MTT BANGUN JEMBATAN PERINTIS PENGHUBUNG DESA TAMBAK DAN DESA MEKARSARI DI LEBAK BANTEN

LEBAK— Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) dan LAZ Harapan Dhuafa (Harfa) meresmikan jembatan perintis di Desa Tambak, Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Banten, Ahad, (02/08). Jembatan sepanjang 85 meter ini membentang diatas Sungai Ciberang yang menghubungkan Desa Tambak di Kecamatan Cimarga dengan Desa Mekarsari di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten. Dalam pembangunannya, MTT dan LAZ Harfa  menggandeng Vertical Rescue Indonesia (VRI) sebagai pelaksana teknis di lapangan. Adapun dalam operasional jembatan ini selanjutnya dikelola oleh perangkat desa setempat.

Desa tambak memiliki luas wilayah 1830 hektar yang dihuni 4333 jiwa dari 913 KK. Sejak awal tahun 2020 jembatan gantung yang menjadi sarana transportasi warga hancur terbawa banjir bandang yang melanda Kabupaten Lebak Banten. Akibatnya, warga Desa Tambak dan sekitarnya harus berjalan puluhan kilometer maupun menyebrangi Sungai Ciberang dengan menggunakan rakit untuk menuju pusat pelayanan publik terdekat. Sebagai wujud kepedulian, MTT bersama LAZ Harfa dibantu Relawan VRI membanguan jembatan perintis tersebut.

Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum MTT Ade Muzawir, Direktur LAZ Harfa Indah Prihanande,  dan Perangkat Pemerintah Kabupaten Lebak.

Dalam sambutannya, Ade menuturkan, “Kami tentu sangat berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat, kepada mitra kami LAZ Harfa yang membersamai membantu dalam program pembangunan jembatan ini, sehingga program jembatan gantung ini bisa berjalan dengan lancar. Kedepannya semoga bisa lebih banyak lagi program kerjasama yang bisa dilakukan dan semoga jembatan gantung ini bisa memberikan manfaat jangka panjang dan berkah.”

Sementara itu, Indah mengatakan, “Jembatan yang dibangun MTT dan LAZ Harfa ini merupakan wujud kontribusi kami dalam membantu masyarakat. Kami berharap jembatan yang dibangun ini benar-benar mewujudkan harapan dari seluruh warga Desa Tambak dan sekitarnya, terutama dalam menjalankan aktifitas yang paling mendasar dalam kehidupan mereka. Terlebih, ribuan warga memerlukan jembatan ini untuk mengakses layanan kesehatan, pendidikan ekonomi, dan sosial. Selain itu, Desa Tambak ini tidak memiliki sarana SMP, SMA ataupun sarana layanan kesehatan maupun layanan publik lainnya yang terdekat yang bisa mereka tempuh. Jika jembatan tidak dibuat, bisa memakan waktu 2 jam lebih untuk menuju sarana tersebut. Sehingga dengan adanya jembatan ini bisa memberikan kemudahan akses bagi mereka”.

Kehadiran jembatan gantung ini pun disambut baik warga setempat. Yayah (40) warga asal Kampung Nunggul, Desa Tambak menceritakan keadaan ia dan warga lainnya sebelum dibangun jembatan di kampungnya.

“Kalau gak ada jembatan kita harus muter jalan, kalau kita muter jalan, itu bisa 10 kali lipat jaraknya, jalannya juga rusak, kita kesusahan kalau mau ada perlu apa-apa, mau berobat susah, mau usaha juga susah. yang kasian itu anak-anak yang mau pada sekolah, yang mau pada berobat, susah kalau gak ada jembatan,” Ujar Yayah.

Lebih lanjut, Yayah sangat bahagia atas dibangunnya jembatan tersebut. “Senang dan bahagialah rasanya. Kami sangat berterima kasih atas pembangunan jembatan di kampung kami. Berkat adanya jembatan ini, kami gak harus naik rakit lagi, lebih amanlah rasanya. Dulu kalau naik rakit rasanya takut, waswas, apalagi kalau turun hujan. Mau berobat jadi lebih dekat, anak-anak walau hujan juga masih bisa berangkat sekolah, kita gak harus muter jalan jauh lagi”.  Ungkapnya dengan wajah bahagia.

Hal senada disampaikan Kepala Desa Tambak, Mirta. “Sebelum dibangun jembatan gantung, warga harus jalan memutar arah jaraknya sekitar 40 kilometer atau harus memakai rakit di sungai yang sangat berbahaya dan beresiko tinggi sehingga akses menuju sarana pelayanan publik juga jadi sangat jauh. Tentunya, kami sangat bersyukur dan berterima kasih pada MTT, LAZ Harfa, VRI dan semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan jembatan gantung ini. Jembatan ini amat sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang ada di sini. Terlebih saat ini, Desa Tambak dihuni sekitar 3000 jiwa, dengan adanya jembatan ini sangat membantu aktifitas warga kami.” [Redaksi].

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply