Urgensi Dinar dan Dirham dalam Ekonomi Islam

Terdapat sebuah hadist yang populer, dimana isinya kurang lebih adalah sebagai berikut

“Barang siapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan pahala sebesar orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa”.

Hadist tersebut sangatlah indah dan shahih. Dimana dalam mengamalkan hadist tersebut, orang akan saling berlomba-lomba memberi makan orang yang berpuasa. Sayangnya kebanyakan kita memahami dan mengamalkan hadits ini secara tekstual semata, ‘memberi makan orang berbuka puasa’ tanpa berusaha memahami pesan mulia yang terkandung didalamnya. Tentu saja sangat baik kita berame-rame memberi makanan berbuka puasa di masjid-masjid, di panti-panti dan di masyarakat sekitar kita. Namun ini saja tidak cukup, perintah ‘memberi makan’ ini berlaku sepanjang waktu baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.

Bahwa terdapat pertentangan yang sangat besar antara ekonomi islam dengan ekonomi yahudi. Dimana dalam ekonomi Yahudi dihalalkan untuk mengambil harta dari orang-orang yang bukan golongan-nya, dan membuat mayoritas manusia sangat miskin serta membuat segelintir orang sangat kaya. Dan dalam hal ini Yahudi sangat-sangat berhasil mewujudkan hal tersebut. Berdasarkan data di PBB mengenai ketimpangan kekayaan dunia, diketahui bahwa 2% penduduk dunia menguasai 50% kekayaan dunia, dan 50% penduduk dunia menguasai 1% kekayaan dunia. Hal tersebut tidak lain merupakan strategi orang Yahudi dengan mengembangkan sistem keuangan/ekonomi mereka.

Contoh nyatanya adalah LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang konsep-nya diambil dari FDIC Company (Federal Deposit Insurance Corporation) ((Antara LPS dan FDIC bisa dibaca disini)). Ini adalah salah satu mekanisme pemiskinan secara global. Dalam konteks FDIC, jika para pemilik bank berpesta pora dengan uang rakyat maka hanya melibatkan segelintir orang dan tidak melibatkan rakyat. Yang punya akses terhadap uang hanya segelintir orang. Tetapi ketika bank bangkrut maka yang membantu adalah pemerintah. Sedangkan pemerintah sendiri menggunakan dana bantuan tersebut tidak lain adalah uang rakyat. Uang rakyat bisa berasal dari pajak terang-terangan (Mis. pajak pegawai) dan pajak yang tersembunyi (inflasi). Jadi ketika pemerintah melakukan penyelamatan-penyelamatan dengan berbagai metode/cara/modus maka dana yang digunakan adalah sepenuhnya uang rakyat.

Dan ini adalah grand-design strategi yahudi yaitu memiskinkan mayoritas penduduk dunia. Sebaliknya ekonomi islam adalah memakmurkan mayoritas penduduk dunia, bahkan setiap orang muslim memiliki tanggung jawab memberi makan orang-orang di sekeliling kita. Bahkan dikatakan tidak beriman seseorang, jika orang tersebut tidur nyenyak sementara para tetangganya masih kelaparan.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa konsep ekonomi syariah sulit untuk dipahami, sehingga sulit juga untuk diterapkan/diamalkan. Namun pada dasarnya, konsep ekonomi syariah sangatlah mudah dimengerti.
Dalam kaitan-nya dengan sistem ekonomi syariah, terdapat 4 akses yang perlu diperhatikan :

  1. Akses terhadap capital/modal. Capital/modal harus milik semua orang. Contohnya adalah jika terdapat dana yang di simpan di bank, maka jika suatu saat dana tersebut dibutuhkan, tidak serta merta bisa diambil seketika itu juga.
  2. Akses terhadap pasar. Sebagai contoh, pada kondisi sekarang jika seseorang ingin berdagang maka orang tersebut harus kaya terlebih dahulu untuk bisa menyewa salah satu kios. Padahal di dalam Islam pasar seharusnya disediakan oleh pemerintah.
  3. Akses terhadap sumberdaya. Dalam ekonomi kapitalis yahudi ditekankan pada hal kepemilikan, sengaja dilakukan untuk menguasai sumber daya yang tersedia dan tidak harus dimakmurkan, sedangkan dalam islam bahwa kepemilikan harus dimanfaatkan untuk kemakmuran.
  4. Akeses terhadap nilai. Ketika seseorang menabung di bank (asuransi, deposito, investasi dsb) maka bagi hasil yang bisa didapatkan lebih rendah dari inflasi. Yang artinya bahwa makin lama kekayaan finansial akan semakin turun sehingga daya beli akan semkin rendah.

Dahulu ketika ulama-ulama besar masih ada, seringkali diingatkan kepada pemimpin/penguasa negeri bahwa ketika mencetak uang fulus (mata uang selain dinar dan dirham) maka harus diperhitungkan jumlah yang dicetak tidak boleh melebihi kebutuhan transaksi di negeri tersebut. Jika dicetak lebih besar dari kebutuhan transaksi, maka akan terjadi penurunan nilai uang/fulus yang ada di tangan masyarakat. Konsep ini lah yang kemudian dikembangkan yang ilmu-nya dikenal dengan Kuantitatif. Dari jaman dulu umat islam sudah memiliki aturan sendiri dalam pengelolaan keuangan sehingga tidak terjadi pen-dholim-an kepada rakyat. Bahkan Imam Ghozali menyebutkan bahwa hanya dinar dan dirham yang bisa dipakai untuk muamalah yang adil.

Islam memiliki alat ukur yang stabil dan tidak mengalami inflasi, yang pasti dan akurat yaitu dinar. Namun terdapat skenario besar untuk menghilangkan dinar sebagai mata uang, karena jika dinar digunakan oleh umat islam maka skenario yahudi untuk menguasai mayoritas penduduk dunia yang dimiskinkan tidak akan terpenuhi.

Jika dilihat kondisi sekarang, pada sistem ekonomi dunia (ayng dimotori oleh IMF) maka yang dinamakan uang adalah uang kertas tidak boleh emas. Sementara dalam islam yang dimotori oleh Imam Ghozali, uang haruslah emas dan perak supaya adil. Sebagai umat islam, manakah yang musti kita gunakan ? Sebagai tips, bisa diuraikan sebagai berikut :
Pada dasarnya uang mempunyai 3 fungsi :

  1. Sebagai alat tukar. Dalam undang-undang, disebutkan bahwa sebagai alat tukar haruslah rupiah. Maka gunakanlah uamg tersebut sebagai alat tukar, tidak ada masalah (misal pembelian bensin, biaya transportasi dll)
  2. Sebagai hasil jerih payah yang bisa dinikmati waktu pensiun, untuk pembiayaan sekolah anak dll. Pada fungsi ini, maka rupiah tidak bisa digunakan, karena nilainya akan lebih rendah terhadap inflasi. Oleh karena-nya gunakanlah dinar atau dirham.
  3. Sebagai timbangan yang adil

[spoiler effect=”slide” show=”Tanya Jawab” hide=”Tutup – Tanya Jawab”]
T : Kenapa selisih jual-beli emas mencapai 13% pada perdagangan emas di aneka-tambang ?
J : Bahwa segala sesuatu usaha yang dikelola oleh pemerintah sering kali tidak kompetitif. Namun sebenarnya terdapat juga jual beli dinar dengan prosentase sekitar 1% sampai 2%

T : Kenapa mata uang real juga terkena inflasi ?
J : Mata uang negara-negara di dunia termasuk di arab saudi sejak masuk-nya IMF, tidak lagi di barengi dengan emas. Sehingga mata uang real pun terkena inflasi.

T : Bagaimana menyimpan dinar yang aman dan tidak membutuhkan banyak biaya ?
J : Jual-beli dinar sekarang sudah terdapat fasilitas penitipan dinar dan tentunya tanpa biaya/gratis. Mungkin salah satu contohnya adalah di geraidinar.com

T : Bagaimana perbandingan nilai antara tanah dengan emas ?
J : Benda real/nyata jika dinilai dengan secara rata-rata maka akan memiliki nilai yang tetap. Hanya saja jika investasi tanah tidak mudah untuk dilakukan daripada emas.[/spoiler]

Sumber: http://kajiankantor.com

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Related posts

Leave a Reply