Deli Serdang, 24/10 Kakek Suparlan (73) merupakan seorang perantau asal Rantau Prapat yang kini menetap di Patumbak, Kab Deli Serdang. Ia tinggal di gubuk sederhana di Jalan Pokat Raya, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang. Rumah sederhana ukuran 3×5 Meter yang ia bangun ini pun diatas tanah milik orang baik yang rela tanahnya digunakan agar pak suparlan dan keluarga bisa beraktivitas dan beristirahat.
Kek Suparlan beberapa tahun terakhir terkena penyakit diabetes, jantung dan juga sesak nafas. Dengan kondisi perekonomian yang sedang rumit memaksa beliau untuk tetap kuat melawan penyakitnya, mengingat kurang adanya dana untuk berobat ke Rumah Sakit. Istri Kek Suparlan, Nek Qiptiah (63) bekerja sehari-harinya berjualan sarapan pagi bersama anaknya yang paling kecil (Anak ke 4).
Semua anak beliau sudah memilih jalan hidup masing-masing. Di rumahnya, kek Suparlan tinggal bersama Istrinya dan dua cucunya (Pahlan dan Dahlan). Kedua cucunya merupakan korban dari orangtua yang tidak peduli dan acuh, Abdurrahaman (35) dan Ridha Supiah Simanjuntak (35) yang merupakan ayah dan ibu dari Pahlan Dahlan berpisah ketika umur keduanya masih berusia 6 bulan. Dua anak kembar ini mau dijual oleh ayah ibunya, namun Kek Suparlan dan Nek Qiptiah tidak merelakan hal itu, kemudian memutuskan untuk merawat keduanya. Anak keempat Kek Suparlan, Misna (30), yang merupakan tante dari Pahlan dan Dahlan ikut membantu mengurus mereka.
Tim Majelis Telkomsel Taqwa Sumbagut Gerak Cepat salurkan Donasi Kebaikan untuk kek Suparlan. Bantuan tersebut untuk dana berobat sekaligus untuk kebutuhan sehari-hari beliau. Semoga kek Suparlan lekas sembuh seperti sedia kala.
“Alhamdulillah, terima kasih banyak atas bantuan bapak dan ibu, terutama karyawan msulim Telkomsel yang sudah berinfaq buat saya. Juga untuk adik-adik tim Majelis Telkomsel Taqwa Sumbagut yang jauh-jauh datang ke gubuk kecil kami membantu keluarga kami, semoga bapak dan ibu serta adik-adik semua dilimpahkan banyak rezeki, kesehatan dan kebaikannya dibalas dengan syurga oleh Allah Subhanahu Wata’ala”, Ucap Nek Qiptiah.
(Redaksi)
