Do’a Visioner Nabi Ibrahim AS.

Pemateri   : Ustadz Fahmi Salim Lc. MA.

Waktu       : Senin, 18 September 2017

Tempat     : Masjid Tarqiyah Taqwa Gedung Telkomsel Smart Office Lt. 9

 

Kekuatan doa memang tidak diragukan lagi, bahkan bisa mengalahkan takdir. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa kepada Allah, karena pasti Allah kabulkan, meski kita belum tau kapan dan seperti apa wujud dari terkabulnya doa tersebut. Allah lah yang senantiasa mengetahui yang terbaik untuk makhluknya. Do’a pun tidak ada batasan di dalamnya. Kita boleh meminta apa saja, kecil maupun besar, urusan dunia dan akhirat, saat darurat atau untuk masa depan, Allah memberikan keluasannya dengan syarat kita hanya meminta kepada Allah, tidak kepada selainnya.

Do’a menggambarkan bentuk kesibukan kita. Maka, selain berdoa untuk urusan dunia, berdoalah untuk urusan akhirat, bahkan ini menjadi yang lebih penting karena kehidupan yang kekal adalah di akhirat kelak. Kebahagian hidup di dunia menurut Nabi Ibrahim AS. adalah mengetahui pengetahuan yang benar terhadap Allah SWT (tauhid). Jika kita tidak mengetahui pengetahuan tentang syariat hukum Allah, maka akan sengsara hidupnya. Jangan bandingkan dengan agama di luar Islam di mana mereka tidak mempunyai batasan dalam kehidupan dunia ini. Mereka bisa saja hidup kaya raya di dunia, tetapi di akhirat nanti mereka lah yang paling menyesal. Orang yang tidak beragama Islam, mereka buta, tidak bisa membedakan mana yang hak dan yang bathil.

Visi dalam hidup ini haruslah kita masukkan ke dalam do’a kita, pengetahuan tentang Allah (Tauhid) dan batasan serta hukum-hukum-Nya. Visi selanjunya dalam doa Nabi Ibrahim AS. adalah membangun kesalehan masyarakat. Seseorang akan dikumpulkan di hari kiamat nanti dengan seseorang yang ia cintai. Maka bergaul dengan orang-orang saat di dunia akan mempengaruhi dengan siapa kita akan dikumpulkan di akhirat nanti. Berkumpulkah dengan orang-orang shaleh, hingga kita akan dikumpulkan di surga kelak bersama orang-orang shaleh.

Selanjutnya Nabi Ibrahim berdoa ingin bahagia di dunia, adalah dengan mewariskan karya kebaikan yang dikenang generasi. Kita bahagia di dunia saat bisa mewariskan karya kebaikan, orang mengenal kebaikan kita, mengenang jasa-jasa kita. Sebagaimana Nabi Ibrahim berhasil membuat namanya selalu disebut dari generasi ke generasi, yaitu shalawat yang selalu dibaca saat tasyahud akhir. Shalawat tersebut mendoakan kebaikan kepada Nabi Ibrahim. Semua itu adalah buah dari warisan kebaikan Nabi Ibrahim, ibadah haji dan qurban. Jika kita dikenang dengan kebaikan, maka akan didoakan dengan kebaikan.

Do’a terakhir Nabi Ibrahim adalah masuk Surga tujuan akhir kehidupan dunia, menjadi ahli waris surga. Selamat dari siksa Allah, adzab, dan perhitungan Allah, sehingga mendapatkan Surga-Nya. Tujuan tersebut adalah doa kita kepada Allah. Membangun visi untuk menjadikan dunia ini sebagai ladang cocok tanam, hingga hasilnya kita petik di akhirat. Salah satu sarana cocok tanam ini adalah dengan sedekah. Harta bisa hilang, namun sedekah ini akan Allah jaga. Sedekah ini adalah investasi yang tidak akan pernah merasa rugi bahkan mendapat pahala dengan berkali-kali lipat. Visi hidup di dunia ini adalah Allah dan dengan cara untuk mendapat Surga Allah, yaitu tauhid yang benar, bargaul dengan orang-orang shaleh, serta membuat karya shadaqoh jariyah yang akan menjadi ladang amal kita. (Redaksi)

Share info ini secara DIGITAL melalui:
Fan pages FB : Majelis Ta’lim Telkomsel
Twitter: @mttelkomsel
Instagram: mt_telkomsel
Website: www.mtt.or.id

 

 

 

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply