Betapa Pentingnya Menyambung Silaturahim

Pembicara     : Ustadz Muhendri Muchtar, BIRK.
Waktu             : Kamis, 19 Oktober 2017
Tempat           : Masjid Tarqiyah Taqwa TSO HO
Acara               : Kajian Islam Intensif

 

Silaturahim terdiri dari dua suku kata yaitu Shilah dan Ar-Rahim. Shilah berasal dari bahasa Arab yang artinya sampai atau bersambung (menyambung). Sedangkan Ar-Rahim adalah kasih sayang atau cinta. Dari dua kata tersebut, silaturahim dapat diartikan menyampaikan dan menyambung kasih dan sayang.

Allah SWT berfirman:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisa: 1)

Ayat diatas mensyariatkan untuk bersilaturhim, dan hukum silaturahim ini adalah wajib. Allah yang memerintahkan untuk bertaqwa kepadaNya dan menyambung silaturahim. Dari asal kata silaturahim, yaitu Ar-Rahim, dapat bermakna kata sebenarnya yaitu rahim. Silatuharim dimaknai dengan rahim, yakni hubungan persaudaraan karena ikatan darah. Rahim di sini berarti hubungan keluarga dan persaudaraan yang di dalamnya menjadi utama untuk menyambung silaturahim, yaitu kepada orang tua.

Selain orang tua, menyambung silaturahim ini adalah dengan saudara, baik kakak maupun adik. Jangan sampai masalah sikap yang kurang baik atau masalah harta warisan membuat seseorang memutuskan hubungan persaudaraan. Silaturahim juga dilakukan dengan menyambung hubungan dengan rahim yang melahirkan seorang ibu, yaitu seorang nenek, dan kemudian kepada kakek dan anak-anaknya (kakak dan adik dari ibu atau ayah kita).

Bentuk menjaga silaturahim kepada orang tua adalah Birrul Walidain, berbakti kepada mereka. Dengan senantiasa menjaga lisan, jangan sampai menyakitinya. Mengalah untuk mereka adalah lebih baik, daripada membuat hati mereka sakit. Hanya kepada Allah, setiap manusia berkeluh kesah, termasuk dalam urusan menghadapi orang tuanya.

Berbakti kepada orang tua tidak hanya ketika keduanya masih hidup, tetapi sampai mereka sudah tiada pun, kita wajib berbakti kepada mereka. Cara berbakti ketika mereka sudah meninggal dunia adalah dengan amalan yang bisa dibawa sampai akhirat. Amalan tersebut berupa sedekah jariyah yang pahalanya akan terus mengalir, menuntut ilmu sebagai bekal sebelum beramal, dan anak sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya. (Redaksi)

Share artikel ini secara DIGITAL melalui:
Fan pages FB : Majelis Ta’lim Telkomsel
Twitter: @mttelkomsel
Instagram: mt_telkomsel
Website: www.mtt.or.id

 

 

 

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply