MTT Bangun Panel Surya di Desa Tobo-Tobo

 

HALMAHERA— Dari Desa Membangun Indonesia. Semboyan tersebut sangat nyaring terdengar sekarang ini. Dimana desa menjadi poros utama pembangunan Nasional. Berangkat dari pembangunan yang ada di desa lah indikator keberhasilan pembangunan kemudian diukur. Salah satunya melalui program Pendamping Desa Profesional dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Mereka berperan memfasilitasi, memonitoring dan mendorong kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang ada di desa.

Berbicara pemberdayaan, selain di kawal oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Khususnya Direktorat Jenderal Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Juga banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial bertaraf nasional dan internasional. Salah satunya Majelis Ta’lim Telkosmel (MTT) yang dalam beberapa tahun ini membidik daerah-daerah terpencil sebagai sasaran utama program pemberdayaannya.

Dengan program inilah MTT ingin menjadikan desa sebagai garda terdepan pembangunan nasional melalui daerah pinggiran. Tahun 2018 MTT masiv menggulirkan program di wilayah Indonesia Timur.

MTT bekerja sama dengan Rumah Zakat melalui Desa Berdaya Foundation (DBF) menggulirkan program Kampung Terang di Desa Tobo-tobo Kecamatan Loloda Kepulauan Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Program Kampung Terang yang digulirkan berupa bantuan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau yang lebih dikenal dengan Panel Surya dengan nilai mencapai 75 juta.

Ketua Divisi Penyaluran Unit Pelayanan Zakat (UPZ) MTT, Novi Faldian menuturkan, “Kampung Terang MTT adalah program pemberdayaan Desa Tobo-Tobo, Halmahera Utara. Berdasarkan hasil survey, wilayah ini belum mendapatkan penerangan listrik. Sehingga, MTT tergerak untuk memberikan bantuan penerangan sekaligus memberdayakan potensi kelautan di desa ini agar hasilnya lebih maksimal.”

Sejak Kamis, 23 Agustus 2018 MTT mulai membangun sistem Panel Surya. Di lokasi ini, MTT memasang 30 unit Panel Surya untuk 30 rumah yang mampu menghasilkan 450 watt energi listrik untuk setiap unitnya. Melalui prinsip Photovoltaic, ke 30 panel surya yang terbuat dari bahan Semiconductor ini akan menyerap cahaya matahari kemudian mengkonversi energi dari cahaya matahari tersebut menjadi energi listrik yang dapat langsung digunakan untuk menunjang kegiatan di dalam rumah.

Kedepannya, dalam pengelolaan Panel Surya akan menggunakan sistem subsidi silang yang bersumber dari iuran warga. “Bantuan yang diberikan tersebut nantinya pakai sistem iuran 10.000 per bulan. Dimana dari hasil iruan tersebut akan dikumpulkan dan dibelikan lagi seperangakat panel surya untuk keluarga yang belum dapat”, ungkap Fajar Nugraha, Head Project Program Rumah Zakat.

Sebelumnya mulai akhir tahun 2017 di Loloda Kepulauan mulai dilaksanakan pembangunan penerangan PLN bekerja sama dengan desa. Namun, di Desa Tobo-tobo sendiri memutuskan untuk tidak mengambil kesempatan ini. Kendalanya jarak yang jauh dari desa-desa lain, sehingga pemasangan kabel sulit dilakukan karena medannya lintas laut.

“Sebetulnya kita ingin sekali ada PLN di desa kami. Tapi karena tidak ada lahan untuk rumah mesin dan jarak yang jauh dari desa lain. Jadi kami memutuskan untuk tidak ada pemasangan PLN dulu”, ujar Kepala Desa Sahlan Ismail.
Terkait program Kampung Terang ini, MTT berharap wilayah Indonesia Timur bisa terang bukan saja secara kasat mata melalui bantuan panel surya misalnya. Namun, lebih jauh dari itu mereka ingin goal gather yang paling utama adalah menjadikan masyarakatnya “terang”.

Lebih lanjut Novi mengatakan, “Program yang digulirkan MTT terdiri dari pembinaan masyarakat, pembentukan kelompok Kampung Terang, Bantuan panel surya untuk penerangan dan Perahu Nelayan Berdaya. Harapannya program ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat secara bersama-sama dan berkelanjutan dan lebih mengenal islam secara kaffah melalui kajian-kajian yang disuguhkan.”

Hal senada diungkapkan Omin Danopa sebagai perpanjangan tangan DBF. “Jadi selain bantuan panel surya untuk pembangunan penerangan juga diwajibkan khususnya bagi penerima manfaat umumnya bagi masyarakat untuk mengikuti kegiatan mingguan. Kegiatan tersebut berupa Senam Sehat Pagi, Belajar Baca Tulis al-Quran, Berantas Buta Huruf dll.”

Omin danopa merupakan salah satu pemuda pribumi lulusan Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Teknik Mesin yang memilih kembali ke kampung, untuk mengembangkan daerahnya. Laki-laki yang sejak November 2017 di kontrak sebagai Pendamping Lokal Desa (PLD) ini, selalu berupaya memberikan sumbangsih terbaik untuk daerahnya.

“Yaaa, walaupun nggak mudah tinggal di daerah seperti ini. Belum ada penerangan (PLN), signal juga susah ditambah kalau mau ke kota jauh naik kapal dan jika sedang musim angin ngerii ”, ujar pemuda murah senyum itu.
Selain program Kampung Terang, MTT juga mendorong pemberdayaan melalui peningkatan ekonomi dengan memaksimalkan potensi lokal yang ada. Untuk wilayah Halmahera Utara MTT sudah memberikan bantuan 2 perahu untuk nelayan “Perahu Nelayan Berdaya” dengan nilai mencapai 214 juta.

Perahu ini kemudian akan diberikan kepada para nelayan agar lebih produktif dalam mengembangkan potensi perikanan & kelautan. Tidak tok pemberian dana dan fasilitas. Namun, penerima Program Perahu Nelayan Berdaya ini juga dibina dan dimonitoring aktifitasnya.

Selain itu sistem perahunya disewakan kepada nelayan dengan harga murah setiap bulannya. Hasil dari sewa tersebut nantinya akan digunakan untuk memback up program-program sosial lain seperti; bantuan honor untuk guru terpencil, bedah rumah warga yang rusak, pembuatan MCK umum dll. Inilah yang kemudian disebut kebermanfaatan berantai.

Besar harapan program-program MTT di daerah terpencil wilayah Indonesia timur ini terus berkembang. Hal ini tidak terlepas dari support banyak pihak yang kemudian menjadi penting untuk ikut andil dalam proses pelaksanaan program. Terlebih program Kampung Terang yang digulirkan MTT diharapkan dapat membantu masyarakat di daerah pedalaman untuk memperoleh penerangan.
Saat daerah-daerah megapolitan hidup dengan gemerlap kemewahan dan menjadi kota hidup yang tak pernah tidur.

Ternyata di zaman yang disebut era high tech ini, di Halmahera belum ada signal. Penerangan hanya memanfaatkan lampu tempel dengan bahan bakar minyak tanah atau lebih dikenal dengan lentera. Semoga Kampung Terang dapat menemu jawab “habis gelap terbitlah terang,” Itu saja. (Redaksi)

Saatnya berpartisipasi dalam program-program MTT.
Mari salurkan donasi terbaik anda melalui #TCASH hubungi ‘*800*688# atau melalui:
1. BNI Syariah 0811813812 an. Majelis Ta’lim Telkomsel (Zakat)
2. BNI Syariah 8118118139 an. UPZ Majelis Ta’lim Telkomsel (Infaq/Shadaqah)
3. BNI Syariah 8138528118 an. Majelis Ta’lim Telkomsel (Wakaf)

Share info ini secara DIGITAL melalui:
Fan pages FB : Majelis Ta’lim Telkomsel
Twitter: @mttelkomsel
Instagram: mt_telkomsel
Website: mtt.or.id

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply