Mewujudkan Profil Ideal Dakwah Kantor

Kegiatan dakwah kantor harus dilaksanakan secara terintegrasi mulai dengan menciptakan awareness terhadap Islam.

Dalam tulisan yang lalu telah diuraikan mengenai 7 profil ideal individu kantor. Maka saatnya kita membahas masalah bagaimana mewujudkan profil ideal tersebut melalui aktivitas dakwah kantor.

Proses pembentukan pribadi sesuai dengan road map dakwah kantor tentulah tidak bisa berlangsung instan, namun perlu proses yang panjang, bertahap dan berkelanjutan. Program pembentukan pribadi ini sebaiknya dimulai dari yang ringan dan fun kemudian berlanjut menuju kepada kajian dan pelatihan yang serius, namun harus tetap memperhatikan kenyamanan secara psikologis. Di samping itu, hal penting yang harus diperhatikan adalah masalah karakteristik pemilihan waktu, mengingat dakwah kantor dilaksanakan di sela-sela kesibukan yang padat dalam menyelesaikan tugas-tugas kantor. Di antara waktu-waktu yang cukup efektif untuk pelaksanaan kegiatan formal dakwah kantor adalah waktu istirahat siang, waktu sebelum masuk kerja dan waktu setelah pulang kantor antara jam 5 sore sampai menjelang Maghrib.

Kegiatan dakwah kantor harus dilaksanakan secara terintegrasi mulai dengan menciptakan awareness terhadap Islam dan pentingnya mempelajari dan mengamalkannya dari hal-hal kecil yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sampai kepada follow up atas tingkat awareness tersebut dengan kegiatan-kegiatan formal. Proses penciptaan awareness ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan dakwah secara personal atau sering disebut dengan “dakwah fardiyah” yang dilakukan oleh individu ke individu langsung melalui obrolan ringan sampai obrolan serius untuk menarik minat obyek dakwah kepada nilai-nilai Islam. Sejalan dengan itu, awareness juga harus dibangun melalui berbagai media seperti mailinglist grup, BBM grup, facebook, twitter dan media lainnya dengan mengirimkan artikel ataupun topik-topik diskusi mulai dari yang ringan maupun yang serius.

Di samping menggunakan media dua arah, awareness juga cukup efektif dibangun melalui media komunikasi satu arah, seperti sms broadcast, web site dakwah kantor dan juga melalui print add media, seperti standing banner, fliyer dan sejenisnya, namun harus mempertimbangkan timing dan momennya yang tepat.

Seiring dengan itu, forum-forum formal dakwah dan kajian Islam juga harus disediakan di perkantoran. Pelaksanaan forum formal tersebut sebaiknya diselenggarakan bekerjasama antar perusahaan dalam satu lingkungan perkantoran yang berdekatan, sehingga kualitasnya dapat dijaga dan penyelenggaraannyapun dapat lebih ringan. Salah satu forum formal yang sangat efektif untuk dioptimalkan adalah penyelenggaraan shalat Jum’at di perkantoran. Penyebaran fikrah Islamiyah melalui khutbah Jum’at cukup efektif, mengingat shalat Jum’at ini dihadiri oleh hampir seluruh karyawan Muslim di lingkungan perkantoran karena sifatnya yang fardhu ‘ain, sehingga orang yang belum tertib shalat lima waktunyapun akan menghadiri pelaksanaan shalat ini. Namun demikian tingkat efektivitas khutbah Jum’at bagi akselerasi dakwah kantor sangat ditentukan oleh kualitas penyelenggaraannya, terutama pemilihan khatib dan imam shalat Jum’at yang berkualitas. Khatib Jum’at seharusnya diisi oleh orang-orang yang memahami masyarakat kantor sehingga tema-temanya haruslah yang relevan dengan kehidupan perkantoran. Di samping itu sarana dan prasarana termasuk tempat shalat Jum’at haruslah dapat memenuhi kenyamanan dalam beribadah.

Tahapan selanjutnya adalah penyediaan forum tausiyah dan kajian Islam secara periodik. Ditinjau dari segi muatan materi dan pesertanya, forum dakwah ini setidaknya dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu: tabligh, ta’lim,  dan forum kajian khusus.

Tabligh merupakan forum pencerahan pemikiran yang menampilkan setidaknya satu pembicara dengan audience yang tidak terbatas jumlahnya. Tema-tema yang disampaikan dalam forum ini biasanya hal-hal sederhana dan ringan namun akan menjadi pencerahan pemikiran maupun ruhani. Penyampaian sang pembicarapun cenderung sangat cair dan menyegarkan sehingga sering mengusik suasana forum. Pembicara dalam forum ini berganti-ganti dengan tema yang bervariasi pula, demikian pula peserta forum ini juga tidak tetap namun cenderung berganti-ganti. Penyampaiannya cenderung satu arah dengan sedikit dialog. Biasanya yang hadir dalam forum seperti ini adalah mereka yang baru memiliki awareness  tingkat pemula yang sedang mencari pengalaman ruhani, sehingga kehadirannya sangat dipengaruhi oleh ketertarikan terhadap suasana forum dan juga siapa pembicaranya.

Ta’lim merupakan forum kajian Islam yang lebih serius, materinya pun cenderung lebih spesifik dan merupakan forum kajian Ilmiah. Termasuk dalam kategori ta’lim ini misalnya kajian tafsir, kajian hadits, dan kajian fiqih. Peserta ta’lim merupakan orang-orang dengan ketertarikan yang lebih tinggi terhadap pendalaman Islam. Pembicaranya pun sudah mulai terspesialisasi dalam bidangnya dengan materi yang bersambung yang memerlukan pendalaman pemikiran. Penyampaiannya sudah mulai banyak muatan dialognya karena dalam kajian ini akan ditemukan banyak hal baru bagi peserta yang harus ditanyakan. Peserta dalam kajian ini biasanya juga terangsang untuk mencari referensi dari sumber lain dan membandingkannya dengan kajian yang mereka ikuti, sehingga tingkat kritisme peserta sudah mulai terbangun. Kehadiran peserta tidak lagi terlalu tergantung pada pembicara tetapi sudah mulai bergeser pada apa materi kajiannya.

Jika tabligh cenderung merupakan pencerahan ruhani, dan ta’lim merupakan forum pencerahan pemikiran dan pendalaman wawasan, maka dakwah kantor tidak boleh hanya berhenti pada ke dua sarana ini. Dakwah kantor harus dilanjutkan dengan forum pembentukan karakter. Forum ini harus mampu mengubah ruhani yang tercerahkan dan wawasan Islam yang bagus menjadi karakter setiap individunya. Forum khusus ini merupakan perpaduan antara pendalaman wawasan dan ruhani serta pelatihan dan pembiasaan nilai-nilai Islam menjadi karakter dalam kehidupan sehari-hari. Forum inilah yang disebut dengan Islamic Focus Group Discussion (IFGD). Insya Allah, edisi depan kita akan membahas lebih jauh tentang IFGD.

 

About Fathoni

M Fathoni Yasin, Sekjen Majelis Ta'lim Telkomsel dan juga aktif sebagai penulis pada salah satu rubrik di Majalah Oase

Leave a Reply