Menembus Batas Palestina

DENPASAR– Tanah Palestina yang kini terpisah-pisah sejak dibangunnya tembok-tembok raksasa yang memisahkan keluarga di Palestina, menambah sulit kehidupan rakyatnya. Silaturahim antar keluarga saja harus memutari tembok raksasa yang dibuat berkelok dan melewati sekian banyak chek point. setiap chek point dijaga tentara bersenjata lengkap yang kapanpun bisa menembak walau dengan alasan sangat sederhana. Anak-anak sekolah diperintahkan membuka baju, tas dan sepatu untuk memastikan tidak membawa senjata, bahkan orang tua dan ibu hamilpun diperlakukan sama.

Di bulan ramadhan ini, rakyat Palestina dipersulit untuk melaksanakan shalat tarawih di Masjid Al-Aqsa. Bagi yang nekat beribadah di sana,  resiko nyawa pun mnejadi taruhannya. Begitulah pemaparan Dr. Luai Mustafa Sublaban, aktifis kemanusiaan Palestina, yang mengetuk relung hati ibu-ibu Persatuan Isteri Karyawan Telkomsel (Periskasel) dalam agenda safari ramadhan buku terbaru Peggy Melati Sukma berjudul “KUN FAYAKUN” menembus Palestina yang diadakan di Multihall Gedung Telkomsel Bali Nusra Renon Denpasar, Sabtu. (03/06).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dokter Bedah Ortopedi Asal Palestina, Dr. Luai, (Kiri) didampingi Peggy Melati Sukma (kanan) dalam acara safari ramadhan buku karya Peggy Melati Sukma berjudul “KUN FAYAKUN” menembus Palestina di Multihall Gedung Telkomsel Bali Nusra Renon Denpasar, Sabtu. (03/06).

Acara yang digagas oleh Divisi Keputrian Majelis Ta’lim Telkomsel (MTT) Regional Bali Nusra bersama Periskasel, Hijabers Mom Community Bali dan berbagai lembaga sosial lainnya ini dihadiri Peggy Melati Sukma yang kini berkecimpung menjadi pegiat kemanusiaan. aktifitas kemanusiaan. “Ramadhan adalah moment agar kita belajar senantiasa dekat dengan Allah SWT. semua yang kita alami adalah atas izinnya, perjalanan manusia hanyalah melewati ujian yang satu ke ujian yang lainnya. Tetaplah bersabar dan tawakkal, jangan sombong dan berbangga dengan kecantikan, kesolihahan apalagi dengan harta, semua itu adalah cara setan menggoda iman manusia,” ungkap Peggy.

Turut hadir dalam acara ini Dr. Luai, Dokter Bedah Ortopedi Asal Palestina yang tumbuh dalam ketidaknyamanan hidup akibat invasi Israel. Pengalaman inilah yang menghantarkannya untuk berjuang dengan menyelesaikan pendidikannya di bidang kedokteran untuk digunakan sepenuhnya dalam membantu korban-korban perang yang kehilangan kaki dan tangan untuk dibuatkan kaki dan tangan palsu.

Acara diakhiri dengan galang dana untuk Palestina.  Tercatat dana yan terhimpun sebesar 12,5 juta yang diserahkan langsung oleh Kepala Divisi Keputrian MTT Bali Nusra didampingi Ketua Periskasel dan ketua HMC Bali kepada Dr. Luai.

Semoga bantuan ini bermanfaat karena Palestina tidak akan pernah hilang dari ingatan dan setiap untaian doa kami. (Redaksi)

Share rilis ini secara DIGITAL melalui :
Fan pages FB : Majelis Ta’lim Telkomsel
Twitter: @mttelkomsel
Instagram: mt_telkomsel
Website: www.mtt.or.id

Mari salurkan donasi terbaik anda melalui #TCASH hubungi *800*688#
atau melalui:
1. BNI Syariah 0811813812 an. Majelis Ta’lim Telkomsel (Zakat)
2. BNI Syariah 8118118139 an. UPZ Majelis Ta’lim Telkomsel (Infaq/Shadaqah)

 

 

 

Save

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply