Jangan Remehkan yang Kecil

Terkadang kita memiliki masalah yang cukup besar, dimana sebelumnya permasalahan tersebut diawali hanya gara-gara masalah yang kecil. Atau juga dalam ajaran agama kita terdapat sebuah amalan yang kecil/ringan namun ternyata memiliki pahala yang sangat besar disisi Allah SWT. Sebaliknya perbuatan dosa yang sangat kecil, ternyata bisa membawa dampak yang sangat besar. Sebuah kecenderungan dalam masyarakat kita dimana orang menganggap remeh hal-hal yang sifatnya kecil (jabatan, posisi, fisik dll) yang kemudian hal tersebut lama kelamaan menjadi tidak dianggap. Dalam kajian ini diambil sebuah tema sederhana janganlah menganggap remeh hal-hal yang kecil, berdasarkan dari kisah-kisah sunnah. Mudah-mudahan dengan adanya kisah-kisah berikut ini akan bisa menjadikan contoh kepada kita untuk senantiasa membiasakan melakukan perbuatan-perbuatan baik, meskipun kecil.

Terdapat sebuah perkataan dari ulama Zainal Abidin yang menarik untuk disimak, yaitu :

Sesungguhnya Allah SWT merahasiakan ridha-Nya pada keta’atan pada-Nya. Allah SWT merahasiakan kemurkaan-Nya pada maksiat yang dilakukan pada-Nya. Allah SWT merahasiakan terkabulnya permintaan pada doa pada-Nya. Allah SWT merahasiakan wali-Nya diantara hamba-hamba-Nya.

Jika dilaah satu-persatu kurang lebih pengertiannya adalah sebagai berikut :

Sesungguhnya Allah SWT merahasiakan ridha-Nya pada keta’atan pada-Nya. Maksudnya adalah bahwasannya kita tidak mengetahui ketaatan mana yang diterima disisi Allah SWT. Ada orang yang menunaikan ibadah haji berkali-kali, belum tentu juga ibadah tersebut diterima disisi Allah SWT. Atau juga ada orang yang tiap tahun pergi umrah, namun belum tentu umrah-nya diterima oleh Allah SWT. Siapa tahu dari sebuah amalan kecil yang kita lakukan, Allah merasa ridha dan menerima amalan tersebut. Oleh karenanya jangan anggap remeh perbuatan baik meskipun kecil. Seperti halnya dalam surat 24 ayat 15 yang artinya “Dan kamu menganggapnya ringan saja, padahal dia pada posisi Allah adalah besar”.

Allah SWT merahasiakan kemurkaan-Nya pada maksiat yang dilakukan pada-Nya. Perbuatan dosa sekecil apapun janganlah dianggap sepele. Bisa jadi gara-gara perbuatan dosa kecil tersebut Allah SWT menjadi murka kepada kita.

Ibnu Abbas RA meriwayatkan sebuah hadits muttafaq ‘alaih, sesungguhnya Rasullullah saw pernah melewati dua kuburan lalu beliau bersabda: “sesungguhnya dua orang yang ada di kuburan itu disiksa, dan tidaklah mereka disiksa karena suatu perkara besar ! Adapun yang satu maka ia disiksa karena selalu mengadu domba (namimah), adapun yang kedua maka karena ia tidak bersembunyi ketika buang air kecil”.

Dimana perbuatan dosa berupa adu-domba/namimah maupun tidak bersembunyi ketika buang air kecil ((“Sucikanlah dirimu dari air kencing, karena sesungguhnya sebagian besar siksa kubur itu disebabkan olehnya”. -Hadits Riwayat Ad-Daruquthni-)) ternyata akan mendatangkan siksa kubur. Terdapat sebuah ungkapan yang berbunyi “Jangan kamu anggap remeh sesuatu yang kecil, bukit itu awalnya adalah kerikil yang kecil”.

Allah SWT merahasiakan terkabulnya permintaan pada doa pada-Nya. Siapapun orang yang berdo’a, alangkah baik-nya kita ikut serta mangamini do’a tersebut. Karena kita sebdiri tidak mengetahui do’a siapa yang sebenarnya diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT. Do’a seorang ulama, do’a seorang jamaah pengajian atau do’a dari seorang fakir, hanya Allah SWT yang maha mengetahui do’a mana yang dikabulkan-nya. Oleh karenanya, siapaun yang berdo’a, maka selayaknya kita ikut mengamininya, tanpa memandang statusnya.

Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Bisa jadi seseorang yang kusut masai rambutnya, jika datang mengetuk pintu dia ditolak dimana-mana, namun jika dia bersumpah, maka Allah SWT mengabulkan sumpahnya” (HR Muslim)

Penyebab orang malas bertaubat adalah al istihanah bidzdzunub, menganggap remeh sebuah dosa dan kemaksiatan. Mereka yang terbiasa dengan yang syubhat, maka akan jatuh pada yang haram. Jika suatu perbuatan yang tidak jelas dilakukan terus-menerus maka lama-kelamaan akan melakukan perbuatan yang haram

Allah SWT merahasiakan wali-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Kita tidak mengetahui siapa-siapa saja orang yang berada di sekitar kita yang dinilai baik/lebih tinggi derajatnya di sisi Allah SWT. Bisa jadi teman satu meja di kantor kita ternyata memiliki ketekunan ibadah sholat tahajud tiap malam. Tetangga kita yang penampilan-nya biasa-bisa sja (terlihat sederhana) ternyata adalah orang yang ahli ibadah di sisi Allah SWT. Oleh karena-nya jangan menganggap remeh orang lain.

Dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqas ra (Suatu ketika) Sa’ad merasa dirinya lebih punya kelebihan dibanding yang lain. Lalu, Nabi SAW bersabda: “Bukankah kita ditolong, diberi rizki oleh orang-orang lemah yang selama ini ada disekitar kita” (Muttafaq Alaih)

Dari Abu hurairah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Akan datang pada Hari Kiamat nanti seseorang yang berbadan besar dan gagah, namun saat ditimbang di sisi Allah, dia tak lebih berat dibanding sayap seekor nyamuk” (Muttafaq Alaih)

Berikut beberapa contoh kisah sunnah terhadap perbuatan baik kecil yang mendatangkan balasan yang sangat besar:
Shalat Sunnah Wudhu 2 rakaat

Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal: “Wahai Bilal, ceritakan padaku tentang amalan tertinggi yang senantiasa engkau lakukan, karena aku mendengar suara terompahmu di surga?” Bilal menjawab: “Tidak ada amalan yang senantiasa aku lakukan, kecuali aku setiap habis berwudhu, baik siang atau malam, aku setelahnya melakukan shalat sunnah sebagaimana yang sianjurkan padaku (shalat sunnah wudhu, 2 rakaat)” (Muttafaq Alaih).

Dimana dalam kisah ini dijelaskan bahwa Bilal melakukan hal-hal yang kecil (sholat sunnah wudhu), namun mendapatkan balasan yang sangat besar. Hadist ini juga menjadi dasar disunnahkannya melaksanakan sholat 2 rakaat setelah berwudhu. Dimana ketika setelah berwudhu terdapat beberapa sunnah yang bisa dilakukan, yaitu berdo’a dan sholat sunnah 2 rakaat (shoolat sunnah wudhu).

Senyum ketika bertemu sesama

Dari Abu Dzar ra, berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kamu meremehkan perbuatan baik, meskipun kecil. Walaupun hanya sekedar bermuka yang manis saat berjumpa dengan saudaramu”. (HR Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramal makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar). Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah,“Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Oleh karenanya, meskipun ringan senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan.

Hargai pemberian/hadiah dari orang lain

Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW bersabda “Wahai para wanita muslimah, janganlah meremehkan pemberian dari tetangga, meski hanyalah kaki kambing (ceker)” (Muttafaq Alaih).

Jangan anggap remeh pemberian orang lain dan jangan juga lihat harganya. Namun lihatlah niatan baik dari pemberian tersebut. Bisa jadi apa yang diberikan tidak seberapa namun perbuatan baik tersebut sunguh luar biasa.

Kalimat yang paling disukai Allah SWT

Berhubung dengan zikir, menurut rekod Imam Bukhari, nabi telah menyatakan, “Ada dua kalimat yang paling disukai Yang Maha Pengasih. Sangat mudah diucapkan tetapi sangat berat dalam timbangan. Kedua-dua kalimat itu adalah ’subhanallah wa bihamdihi’ dan ’subhanallah hil azim’.”

Kedua-dua kalimat ini membawa maksud ‘Maha suci Allah dan segala pujian kepadaNya’ dan ‘Maha suci Allah yang Maha Besar.’ Di dalam riwayat lain diceritakan, sesiapa yang membaca “subhanallah wabihamdihi” 100 kali sehari, maka semua doasanya diampunkan oleh Allah, meski pun sebanyak buih di lautan.

Perbuatan baik kecil, balasan yang besar

Dari Abu Dzar ra, dari Nabi SAW bersabda: “Sungguh aku melihat seseorang yang mendapat tempat yang sangat mulia di surga hanya lantaran dia pernah memotong dahan pohon di jalan yang mengganggu kaum muslimin” (HR muslim)

Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya ada seorang wanita berkulit hitam (dalam riwayat lain; seorang pemuda) yang selalu membersihkan dan menyapu masjid. Suatu hari Nabi tak menjumpai orang ini. Saat beliau bertanya, ada yang berkata bahwa orang tersebut telah meninggal dunia. Lalu, Rasulullah SAW menegur para sahabat yang nampaknya menganggap kecil derajat orang ini, “Mengapa kalian tak mengabarkan padaku akan kematiannya. Beritahukan padaku diana kuburnya?” Lalu saat ditunjukkan, Baliau menshalatkan didekat kuburnya dan berkata; “Sesungguhnya kuburan ini kegelapan, lalu menjadi bercahaya dengan shalatku atasnya” (Muttafaq Alaih)

[spoiler effect=”slide” show=”Materi Kajian” hide=”Tutup”]
[/spoiler]

Sumber: http://kajiankantor.com

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Related posts

1 comments

Leave a Reply