Isra dan Mi’raj dan Kemuliaan Al Aqsho

Khutbah Jum’at, 22 Rajab 1432 H / 24 Juni 2011
Oleh: Syekh Said Tholal Ad-Da’syam ( Kemenlu Palestina )
Tema:  isra dan Mi’raj dan kemuliaan Al Aqsho

Seluruh pujian milik Tuhan semesta alam, yang telah menciptakan kita dari tiada dan telah menyempurnakan limpahan nikmat-Nya kepada kita, rahmat-Nya yang terbesar bagi kita adalah Al QURAN,  dan karunia-Nya yang paling mulia adalah UKHUWWAH dan IMAN.

Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada makluk Allah yang paling mulia Muhammad Bin Abdillah, juga kepada keluarganya, Sahabatnya, dan siapa saja yang menjadikannya pemimpin sampai hari pembalasan.

Ikhwaani fillah! Saya ingatkan kalian juga saya, bertaqwalah kepada Allah, dan tetaplah selalu mentaati-nya!, dan saya mengingatkan kalian juga saya, agar senantiasa tidak bermaksiyat kepada-Nya, dan jangan melanggar perintahnya!

Demi mengamalkan firman Allah Ta’ala: “siapa yang beramal sholeh maka kebaikannya untuk dirinya, dan siapa yang berbuat jahat maka balasannyapun buat dirinya. Dan tidaklah Tuhanmu menzhalimi hamba.”

Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Al Isra: 1, artinya:

“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Wahai saudaraku! Ingatan kaum muslimin saat ini tertuju pada peringatan peristiwa besar Isra’ dan Mi’raj, dimana sebagian ulama berpendapat bahwasanya ia terjadi pada 27 Rajab tahun ke 11 dari kenabian. Para ulama baik dahulu maupun kini pun sepakat bahwasanya Nabi Muhammad dahulu berisra’ dan mi’raj dengan jasad dan ruhnya.

Wahai saudaraku yang mulia, Isra adalah diperjalankannya Rasulullah SAW di malam hari, marilah sejenak kita hayati beberapa pelajaran dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini!

1. Isra’ dan Mi’raj adalah Mu’jizat

Sungguh, Ia adalah peristiwa diluar kebiasaan hukum alam yang berlaku dan tidak sesuai dengan tabi’at manusia. ia adalah kekuasaan Allah yang tidak dapat dilakukan manusia, dimana Allah memperjalankannya dari Masjidil haram ke masjidil Aqsho di Al Quds. Disebutkan dalam riwayat bahwa Beliau sholat di madinah lalu mampir untuk sholat di Thursina, Betlehem, kemudian Beliau sholat bersama para Nabi di Al Quds, lalu Beliau dinaikkan ke tujuh langit satu persatu, dan beliau melihat apa yang ia lihat, berbicara apa yang mau ia bicarakan, dan mendengar apa yang ia dengar, selanjutnya ia kembali ke bumi. Semua itu terjadi dalam satu malam bahkan tempat tidurnya pun masih seperti semula.

2. Isra Mi’raj terjadi pada tahun kesedihan.

Tahun kesedihan (‘amul huzn) adalah tahun ke-11 dari kenabian dua tahun sebelum Hijrah. Disebut sebagai tahun kesedihan lantaran pada tahun itu telah wafat paman Rasulullah SAW yang senantiasa melindunginya dari siksaan kafir quraisy, demikian pula pada tahun tersebut telah wafat istri beliau Khadijah yang selalu menguatkannya dan memberikan dukungan dalam dakwah. Rasulullah SAW begitu merasakan kesedihan yang mendalam karenanya.

Dalam peristiwa tersebut terdapat pelajaran berharga bagi para Da’i

bahwa sesungguhnya setelah ditimpa kesedihan dan kepahitan, ketika itu pertolongan Allah dan kemudahan akan berdatangan, maka itu akan memberikan semangat baru kepada para da’i  untuk semangat hidup, terus   meningkatkan amal dan mengobarkan dakwah di jalan Allah.”

3. Peristiwa hebat yang diperlihatkan saat isra’ dan Mi’raj

  1. Beliau melihat dunia bagai orang tua renta.
  2. Beliau melihat Iblis berbelok dari jalannya
  3. Beliau menyaksikan pejuang islam (Mujahidin fii sabilillah) menanam dan menuai hasilnya dalam dua hari.

Semua itu diperlihatkan untuk memberikan gambaran betapa indah nilai-nilai ajaran islam sehingga mudah untuk dibayangkan. Dunia bagaikan orang tua renta yang tak seorang pun menginginkannya ini menunjukkan betapa hinanya dunia dibandingkan keridhoan Allah.  Demikian pula pejuang islam mujahidin menanam dan menuai hasilnya dalam dua hari menunjukkan bahwa betapa dekat ganjaran mereka!

4. Al Aqsho adalah amanah

Ayat Al Quran menyebutkan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsho secara berurutan, ini menunjukkan bahwa betapa besar kedudukan keduanya di dalam islam. Penyebutan dua masjid tersebut secara bersamaan ditujukan agar seluruh kaum Muslimin di setiap tempat dan di sepanjang masa mengatakan bahwa AL AQSHO ADALAH SAUDARA KANDUNG MASJIDIL HARAM. Keduanya disebutkan secara beriringan agar tak ada seorang pun meremehkannya atau mengurangi kemuliaannya. Padahal sekalipun Masjidil haram pada saat itu (peristiwa Isra dan Mi’raj) masih belum berbentuk masjid tetapi Al Quran menyebutkannya sebagai masjid, ini menunjukkan bahwa Islam akan menguatkannya dengan mengembalikannya pada posisi sebenarnya yaitu sebagai masjid. Sebagaimana disebutkan dalam hadits bahwa 40 tahun setelah itu Masjidil haram dibangun.

5. Cita-cita mulia membebaskan Palestina

Ikatan yang menghubungkan antara Mekkah dengan Al Quds sebagaimana disebutkan dalam Al Quran menguatkan keyakinan kaum Muslimin bahwa Palestina akan segera merdeka cepat atau lambat. Al Quran menyebutnya sebagai masjid maka ia akan tetap sebagai masjid sampai hari qiyamat, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut ini …

..dan agar mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (Q.S. Al Israa: 7)

Mengapa Mi’raj Rasul tidak terjadi dari Mekkah? Akan tetapi ia bertolak dari Al Quds. Hal ini karena agar Palestina tetap berada di hati kaum Muslimin sebagai ayat (bukti kekuasaan) yang sealu dibaca hingga hari qiyamat.

Sebagaimana dahulu Masjidil Aqsho dikuasai oleh pasukan Salib selama hampir 90 tahun, hal itu tidak memutuskan cita-cita untuk membebaskannya dari mereka, maka datanglah Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Al Aqsho dari pasukan salib. Saat ini pun sebentar lagi Insya Allah akan ada yang membela Palestina dan membebaskan Al Aqsho. Siapakah mereka yang dipilih untuk melakukan hal itu? Allah SWT berfirman:

“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. An Nuur: 55)

Wallahul Musta’an.

Diterjemahkan Oleh : Ust. H. Syaiful Bachri, Lc

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply