Hubungan Harmonis Kakak & Adik

[dropcap]K[/dropcap]eharmonisan di dalam rumah tentu menjadi impian semua orang. Bukan hanya milik suami dan istri saja, tapi untuk semua anggota keluarga antara orangtua dan anak, juga antar saudara sekandung kakak dan adik. Bagaimana hubungan kakak adik kalian? Atau anak-anak Anda? Rukunkah?… Nah kali ini kita akan coba membahas mengenai hubungan kakak & adik yang diambil dari berbagai sumber.

Boleh dikata, tidak ada satu pun keluarga yang tidak pernah mengalami konflik, termasuk antara kakak dan adik di dalam rumah. Tidak sedikit kita menyaksikan fakta tidak akur, bertengkar, saling mencela, bahkan mungkin saling menyakiti.

 Hubungan Harmonis Kakak & Adik

Image : Kakak dan adik adalah saudara yang saling terikat.

Mungkin tidak sedikit dari orangtua yang merasa bingung menyikapinya atau malah tidak jarang salah mengambil sikap dalam menyelesaikan konflik. Membiarkan konflik berlarut-larut akan membawa dampak buruk tidak hanya bagi perkembangan kepribadian anak (menjadi pencemburu, egois, iri dan dengki), tapi juga akan menjadi ancaman bagi keharmonisan dan keutuhan rumah tangga itu sendiri. Satu di antaranya mungkin tidak betah berlama-lama tinggal di rumah. Jika sudah demikian, lingkungan pergaulan akan menjadi ’rumah kedua’ bagi mereka.

Orangtua sebagai Kunci

Orangtua memegang peranan penting dalam upaya mengharmoniskan hubungan kakak-adik di dalam rumah. Bagaimana caranya? Berikut kiat-kiatnya:

1. Pahamkan anak tentang kewajiban terikat dengan syariah (termasuk tentang adab dan akhlak kepada saudara) sejak dini.

Anak akan senantiasa terikat dengan syariah jika akidahnya kokoh. Tentu prosesnya sangatlah panjang, bahkan harus dimulai sejak anak berada di dalam kandungan. Orangtua harus berupaya semaksimal agar anak-anaknya selalu menjadikan ALLAH SWT dan Rasul-Nya berada di urutan nomor satu. Dengan begitu, anak menjadi sosok hamba ALLAH yang sami’nâ wa atha’nâ terhadap segala perintah dan larangan-Nya.

Cara lainnya adalah melibatkan sang kakak untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk menyambut kedatangan adik barunya. Perlakuan demikian akan membuat kakak merasa dihargai sehingga ia tidak akan cemburu. Bahkan hal tersebut akan menambah rasa kasih sayang kakak terhadap adiknya.

Jika anak sudah menginjak usia baligh, orangtua dapat memberikan pemahaman disertai dalil-dalil syariah yang terdapat di dalam Al-Quran maupun al-Hadis. Misalnya dengan menceritakan hadis dari Anas bin Malik ra. yang berkata, “Ada orangtua datang ingin menemui Nabi SAW dan orang-orang yang ada di dalam majelis tidak segera melapangkan tempat untuk memberikan jalan kepada orangtua tersebut”. Kemudian Nabi Muhammad bersabda:

“Tidaklah termasuk golonganku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang muda (HR Imam Ahmad dan ath-Thabrani)”.

Ada juga hadis dari Kulaib al-Juhani ra, bahwa Rasul pernah bersabda, “Saudara tua adalah orang yang menempati posisi orangtua.” (HR ath-Thabari).

Dua hadis tersebut menunjukkan bahwa kakak haknya dihormati sehingga kewajiban adik adalah menghormati kakak. Sebaliknya, hak adik adalah disayangi sehingga kakak berkewajiban untuk menjaga dan menyayangi adik.

2. Berikan teladan terbaik dari orangtua.

Kebaikan dan keshalihan orangtua membawa pengaruh besar terhadap pembinaan jiwa anak. Keteladanan yang baik akan membawa kesan positif dalam jiwa anak. Jangan harap anak akan saling menghargai dan menyayangi satu sama lain jika orangtua terbiasa bersikap dan berkata kasar kepada pasangan atau kepada anak-anaknya.

3. Bersikaplah adil dan jangan pilih kasih.

Ketidakadilan dan sikap pilih kasih orangtua terhadap anak-anak akan menimbulkan rasa cemburu dan dengki dalam jiwa anak karena merasa dirinya disisihkan. Rasulullah SAW bersabda:

“Bertakwalah kepada Allah bersikaplah adil terhadap anak-anak kalian (HR al-Bukhari)”.

“Bersikaplah adil di antara anak-anak kalian dalam pemberian sebagaimana kalian suka berlaku adil di antara kalian dalam kebaikan dan kelembutan.” (HR Ibnu ’Abi ad-Dunya).

Rasul pernah menegur seorang sahabatnya tatkala dia hanya mencium anak laki-lakinya saja, sementara itu anak perempuan (yang juga ada bersamanya) tidak diberi ciuman. Saat melihat kejadian tersebut kemudian beliau bersabda, “Kamu tidak bersikap adil pada keduanya!” (HR al-Baihaqi).

4. Jika terjadi ’perang saudara’, bersegeralah dalam melerainya.

Jika timbul perselisihan dan pertengkaran antara kakak-adik, orangtua harus segera bertindak untuk melerai dan menjernihkan hati dan pikiran mereka, agar tidak timbul kebencian dan dendam yang berlarut-larut.

5. Berikan nasihat kepada anak-anak pada saat yang tepat.

Diperlukan waktu yang tepat untuk membicarakan pertengkaran yang telah terjadi. Carilah waktu saat anak sedang santai untuk membicarakan kembali kesalahan-kesalahan saat pertengkaran terjadi. Cara ini juga sekaligus memberikan stimulus pada anak agar terbiasa melakukan muhâsabah (evaluasi diri).

6. Selalu mendoakan anak-anak.

Selain diperintahkan ALLAH SWT, doa juga akan semakin menghangatkan kasih sayang dan memantapkan cinta orangtua kepada anak. Mohonlah kepada-NYA dengan sungguh-sungguh dan penuh harap agar rumah tangga senantiasa diliputi keberkahan dan keharmonisan. Berdoalah selalu agar anak-anak kita menjadi Qurrata a’yun yang kokoh akidahnya, taat syariah, baik akhlaknya dan selalu tolong-menolong dalam ketaatan dan kesabaran. Mohonkan juga agar kita dan anak-anak kelak pada ari akhir nanti dipertemukan kembali di surga-Nya. Amin. Wallâhu a’lam semoga bermanfaat.(red)

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply