Filosofi Kehidupan Seekor Lebah

Resume Kajian Islam Intensif MTT

Kamis, 07 September 2017

Pemateri:  Ustadz DR Risdianto
Di dalam Al-Qur’an terdapat 114 surat dan ada diantara surat-surat tersebut berisi nama binatang, diantaranya adalah Al-Baqarah yang artinya sapi betina, Al-Ankabut artinya laba-laba, An-Naml yang artinya semut dan Surat An-Nahl yang artinya lebah. Ada keistimewaan kenapa hewan-hewan tersebut disebutkan dan bahkan menjadi nama surat dalam Al-Qur’an, di dalamnya terdapat makna dan filosofi yang dapat diambil pelajaran oleh manusia.

Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl adalah tergolong surat Makkiyah, yaitu surat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Disebutkan dalam surat An-Nahl ayat 69, firman Allah SWT:

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”

Filosofi pertama dari ayat di atas adalah lebah selalu memakan sari bunga yang manis, artinya manusia pun harus memakan makanan yang baik (bergizi) dan jelas kehalalannya, baik dari segi fiqih (substansi atau zatnya) maupun dari segi akhlak (cara mendapatkannya). Makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia adalah bukan sekedar pemenuhan kebutuhan saja, tetapi agar makanan tersebut dapat bernilai ibadah. Sehingga manusia dapat tumbuh dengan tubuh dan ruhani yang sehat.

Filosofi kedua dari ayat tersebut adalah saat lebah makan, dia memberi manfaat dengan membantu penyerbukan bunga. Sehingga bunga yang tadinya diambil sarinya, bunga tersebut menjadi subur. Kita sebagai manusia haruslah memberi manfaat dalam setiap hal yang dilakukan, dan jauh dari mudharat (kerusakan). Islam memandang manusia yang baik adalah yang paling berguna untuk sesamanya.

Filosofi ketiga adalah lebah menghasilkan madu yang sangat manis dan bermanfaat untuk kesehatan serta pengobatan. Manusia harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. keimanan seseorang dapat dipupuk dengan memberikan manfaat untuk orang lain.

Filosofi keempat, sarang lebah didisain dengan material yang minim namun dapat menyimpan madu dengan maksimal. Umat manusia harus mampu merancang secara sempurna dengan perhitungan-perhitungan yang matang. Dan dalam beribadah pun, haruslah dengan agenda dan target agar maksimal dan terus meningkat.

Filosofi kelima, lebah itu seperti hati. Ketika lebah diganggu, ia akan menyengat musuhnya dengan resiko kehilangan nyawanya karena ketika jarum tertinggal di badan musuhnya, racun dalam tubuhnya terbuka dan mulai menyebar sehingga menyebabkan kematian. Hati manusiapun sama, ketika terganggu dengan hal-hal buruk maka akan muncul penyakit yang menggerogoti diri, menyebar dan menyebabkan hati mati. Hati yang mati adalah keras seperti batu, maka lembutkanlah hati tersebut dengan menghilangkan penyakit hati. Kerena penyakit hati seperti sombong adalah yang mengeluarkan setan dari Surga, maka jangan mengharapkan Surga jika masih ada kesombongan dalam hati. (Redaksi)

Mari salurkan donasi terbaik anda melalui #TCASH hubungi ‘*800*688#
atau melalui:
1. BNI Syariah 0811813812 an. Majelis Ta’lim Telkomsel (Zakat)
2. BNI Syariah 8118118139 an. UPZ Majelis Ta’lim Telkomsel (Infaq/Shadaqah)

Share info ini secara DIGITAL melalui:
Fan pages FB : Majelis Ta’lim Telkomsel
Twitter: @mttelkomsel
Instagram: mt_telkomsel
Website: www.mtt.or.id

 

 

About adminmtt

Majelis Telkomsel Taqwa adalah organisasi yang berasaskan Islam dan mewujudkan insan Telkomsel yang bertakwa, amanah, profesional, berakhlaq mulia serta mampu menyebarkan karakter tersebut baik di lingkungan Telkomsel maupun di lingkungan lainnya yang lebih luas

Leave a Reply